GANYANG MALAYSIA, TANYA KENAPA?

Ulah negara tetangga yang satu ini memang sering membuat rakyat kita gerah. Sejak tahun 1963, tepatnya tanggal 20 Januari, pemerintahan RI pertama kali mencetuskan gerakan GANYANG MALAYSIA. Saat itu pemicu utamanya berupa pembagian wilayah Kalimantan (Borneo) oleh pihak Inggris.

Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan, sebuah provinsi di Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris; Sarawak dan Britania Borneo Utara, kemudian dinamakan Sabah. Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya untuk membentuk Malaysia.

Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia; Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.

Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember 1962. Mereka mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura. Pada 16 Desember, Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command) mengklaim bahwa seluruh pusat pemberontakan utama telah diatasi, dan pada 17 April 1963, pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakan berakhir.

Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Malaysia apabila mayoritas di daerah yang ribut memilihnya dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB. Tetapi, pada 16 September, sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan. Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai perjanjian yang dilanggar dan sebagai bukti imperialisme Inggris.

Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul RahmanPerdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda, amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak.

Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan Tunku yang menginjak-injak lambang negara Indonesia[1] dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. (wikipedia Indonesia)

Mulai jaman pemerintahan Soeharto, konfrontasi dengan Malaysia (Malingsia, begitu teman-teman blogger lainnya menyebut negara yang suka maling ini) mulai berakhir. Pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian.

Pada zaman pemerintahan Soeharto, semua negara-negara di ASEAN bahkan di kawasan ASIA serta kawasan lainnya sangat menghormati kedaulatan negara kita. Tak ada satupun negara yang tergabung dalam ASEAN berani mengusik ketentraman dan menghina negara Indonesia. Hal ini mungkin saat pemerintahan Soeharto, roda pemerintahan dan pertahanan militer kita kuat. Didukung pula dengan intelijen yang mumpuni.

Setelah Soeharto mangkat dan diturunkan dengan paksa oleh rakyat dengan gerakan reformasi, roda pemerintahan kita semakin lemah saja.

“Pemimpin Indonesia yang lemah juga berpengaruh kepada bawahannya. Mereka menjadi takut karena tidak adanya perintah jelas dari atasan,” ujar ahli pertahanan Indonesia Letjen (Purn) Syarwan Hamid dalam talk show bertema Prahara dengan Malaysia: Dari Ambalat hingga Manohara, di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (5/06/2009).

Kasus-kasus yang membuat marah rakyat diantaranya :

  1. Direbutnya pulau Sipdan-Ligitan dari Indonesia
  2. Sengketa maritim blok Ambalat
  3. Ratusan kasus TKI kita di Malaysia, bahkan penganiayaan yang melanggar HAM berat.
  4. Kasus klaim Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia, seperti Batik, alat musik angklung, Reog Ponorogo, Tari Pendet dari Bali)
  5. Sering melanggar batas wilayah kedaulatan NKRI
  6. Pemukulan terhdap wasit Indonesia oleh Polisi Diraja Malaysia
  7. Berada di belakang layar terjadinya Illegal Logging di Indonesia (inget cukong2nya darimana? Malaysia bung!)
  8. Konspirasi kasus-kasus pengeboman di Indonesia (Bom Bali I & II dsb) [Ingat !! pelaku utama dan otak utama warga negara Malysia]
  9. Mengatakan musik Indonesia sampah?!
  10. Satu lagi tingkah si MAlingsial, ternyata lagu kebangsaan mereka “NEGARAKU” menjiplak lagu Indonesia “TERANG BULAN”

4 respons untuk ‘GANYANG MALAYSIA, TANYA KENAPA?

  1. malaysia dan indonesia adalah kakak beradik. tidak jarang keduanya bisa memperebutkan sesuatu hal yang disukai..eX pulau atau ladang minyak. akan tetapi bukan berarti sebagai kaka harus selalu “ngalah” dan akhirnya kalah. sesekali si adik harus diberi “pelajaran keras” agar dia bisa paham atas perbuatan buruknya yang suka “maling’ itu.. Indonesia sebagai kaka harus bersikap tegas dan berwibawa…..bkan hanya kpada negeri jiran ini tapi juga di negara kawasan dan dunia. Forza Indonesia!!

  2. Maling itu maknanya apa. Yang ambilkan sarawak dan sabah untuk malaysia itukan inggeris. Dia ambil cara terang terang bukan curi.

Tinggalkan komentar